Pada umumnya, fotografi menambahkan lebih
banyak stress, kecemasan, frustasi, keinginan berlebih dan kesengsaraan bagi
kehidupan kita. Bukankah seharusnya memberdayakan kita dan memberikan
kebahagiaan untuk kita?
Kami pikir semua orang ingin “bahagia”
dalam hidup, terlebih pada suatu hal yang begitu anda cintai. Namun apa yang
harus kita lakukan ketika fotografi itu sendiri justru menjadi beban dalam
hidup kita?
1. Buy
books, not gear.
Salah satu hal terbesar yang menyebabkan
kesengsaraan dalam fotografi adalah selalu bernafsu untuk membeli gear baru.
Setiap orang dalam dunia fotografi mungkin sudah melalui hal ini. Sebagian
besar orang tidak dapat menghindarinya, terutama oleh seorang pemula dalam
fotografi. Namun ada saatnya anda akan menyadari bahwa gear yang kita miliki
tidak akan pernah cukup baik, karena teknologi kamera yang semakin canggih dan
seperti tidak ada habisnya.
Memiliki keinginan untuk membeli kamera
atau perlengkapan lainnya (yang anda belum miliki) itu tidak sehat. Membuat
fokus dalam menghasilkan karya yang baik semakin berkurang dan tidak akan
mencapai potensi kreatif yang kita miliki. Lontarkanlah pertanyaan ini pada
diri kita dan cobalah untuk menjawabnya, yaitu “Apakah dengan membeli gear baru
akan menjadikan saya fotografer yang lebih baik?”. Kita cenderung lupa untuk
mengasah kemampuan kita, cobalah belajar dari master street fotografi,
menyempurnakan komposisi, lebih banyak turun ke jalan ataupun belajar dari buku-buku
fotografi. Hal ini selain akan menambah pengetahuan juga memperkaya visual kita.
Jadi jika kamu ingin mendapatkan
kebahagiaan dalam fotografi, tanamkan bahwa “Gear yang terbaik adalah gear yang
kita punya”. Tentu saja kita masih perlu meng-upgrade kamera sekali-kali (jika
diperlukan). Tapi jangan pernah menyalahkan kamera yang kamu miliki atas
kurangnya inspirasi dan kreatifitas anda.
Semakin banyak follower di social media
apakah menjadi tolak ukur seorang fotografer lebih baik dibanding fotografer
lainnya?
Pengalaman pribadi saya ketika memulai
street fotografi, saya ingin mendapatkan lebih banyak like, komentar dan
follower khususnya pada Instagram saya. Semakin saya berharap akan hal
tersebut, justru yang terjadi malah sebaliknya. Selalu ada orang di luar sana
yang memiliki follower jauh lebih banyak daripada yang saya punya. Hal ini
semakin terasa tidak adil bagi saya ketika mereka mendapatkannya dengan cara
instan (membeli follower misalnya), walaupun kemudian saya sadar bahwa itu
sepenuhnya hak mereka dan tidak perlu saya pusingkan.
Hal yang wajar apabila kita menginginkan
pujian dan ketenaran dalam social media, namun ketika apa yang kita harapkan
tidak sesuai dengan keinginan cobalah agar tidak lagi memikirkan hal tersebut
kemudian fokuslah untuk memperbaiki karya kita.
Jadi jika kita menginginkan lebih banyak
kebahagiaan, cobalah untuk menerima diri anda dengan sepenuhnya dan temukan
kepuasan saat menikmati foto-foto anda tanpa harus memikirkan follower.
3. Jadilah bagian aktif dari komunitas
Sebagai manusia, kita merupakan makhluk
sosial yang tentunya saling mebutuhkan satu sama lain. Di dalam street
fotografi kita akan bertemu banyak orang dan mendekatkan diri kita lebih dekat
dengan masyarakat lebih luas yang akan kita temui di jalan (atau ruang publik
lainnya).
4. Miliki rasa percaya diri
Disaat kita sibuk mencari kebahagiaan
tersebut, kita sering lupa bahwa kebahagiaan itu datang dalam diri kita
masing-masing. Untuk memiliki rasa percaya diri terhadap karya fotografi kita,
tidak perlu memikirkan apa yang orang lain nilai atau katakan tetrhadap diri
kita.
Kita hanya perlu mencoba untuk melampaui
diri kita, terus meningkatkan kemampuan juga pengetahuan dan buatlah kemajuan.
Selalu miliki keyakinan dalam diri anda dan hargailah cinta maupun dukungan
dari orang-orang disekitar kita.
Pada akhirnya kebahagiaan adalah memiliki rasa syukur atas apa
yang kita miliki saat ini; teman-teman, keluarga, kamera dan bakat yang
diberikan Tuhan. Jangan terlalu banyak mengeluh, berbahagialah dan berbagi
kebahagiaan tersebut dengan orang lain.
================================================
Tulisan asli oleh Ade Andryani Sitompul (@andryaniade)
Hak Cipta Maklum Foto (@maklumfoto)
All photos in this article copyrighted by author
================================================
Tulisan asli oleh Ade Andryani Sitompul (@andryaniade)
Hak Cipta Maklum Foto (@maklumfoto)
All photos in this article copyrighted by author




